Selasa, 31 Juli 2012

langkah - langkah memaksimalkan potensi diri


Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, 
rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai 
kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.
Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang 
sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.

Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :

* Langkah pertama
perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini 
dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.
Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.
Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,
meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap 
aspek kehidupanmu.

* Langkah ke dua
 mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus
melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. 
Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang 
dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan
tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan
pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri

* Langkah ke tiga
temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu. 
Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia 
berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia
akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.
Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. 
Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.





* Langkah ke empat
lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...
Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya 
dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai
trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.
Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu
selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang. 

* Langkah ke lima
 temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun
Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi
tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi
tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang
menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup
berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.


* Langkah ke enam
memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar 
yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. 
Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,
Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, 
namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.
Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan
apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.

* Langkah ke tujuh
memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu
sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan 
sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,
sekarang juga !



( Dikutip dari : Mencapai potensi hidup yang maksimal by Joel Osteen)

Sabtu, 28 Juli 2012

Pembantaian umat muslim Rohingya di myanmar

                    pembantaian umat muslim Rohingya di myanmar


                    Sejumlah pengungsi Muslim yang melarikan diri dari wilayah Arakan di Burma mengisahkan rincian pengalaman menyedihkan dan menyakitkan yang mereka alami selama berada di tangan ekstremis umat Budha, sebelum mereka melarikan diri ke kamp pengungsi di Bangladesh.
Kaum Muslim Rohingya yang menderita diskriminasi agama dan etnis di Burma terus mengalir ke Bangladesh, di mana mereka meninggalkan semua apa yang dimiliki di belakang mereka. Mereka harus menempuh perjalanan yang sulit untuk bisa menyelamatkan kehidupan mereka, hingga akhirnya mereka sampai di kamp-kamp yang berada di perbatasan Bangladesh.
Ubaida Khatun, salah satu pengungsi yang baru beberapa hari lalu tiba di Bangladesh mengisahkan apa yang dialaminya selama ia berada di negerinya. Ia menjelaskan bahwa rumahnya diserang, dan para penyerang membunuh suaminya, adiknya serta menyiksa dirinya hingga mereka mengira bahwa dirinya telah mati, lalu melemparkannya ke tepi sungai.
Ubaidah Khatun menegaskan bahwa kaum Muslim Myanmar tidak memiliki kesempatan untuk mengubur kaum Muslim yang meninggal, sebab mayat mereka dimasukkan ke dalam gerobak dan dibawanya ke tempat-tempat yang tidak diketahui.
Ubaidah mengingatkan bahwa anak-anak perempuan yang paling banyak mengalami penyiksaan, di mana mereka diperkosa dan disiksa sampai mati; begitu juga para balita mereka lemparkan, seperti mereka melemparkan batu.
Ubaidah menegaskan bahwa sudah tidak ada lagi apa yang bisa dimakan di Arakan, di mana kaum Muslim di sana terpaksa makan batang-batang pohon pisang, yang pada gilirannya akan habis juga.
Dalam konteks yang sama, Abdul Kalam yang sudah lebih lama berada di kamp tersebut juga mengisahkan apa yang dideritanya. Ia mengatakan bahwa kaum Muslim tidak bisa pergi ke pasar untuk mendapatkan kebutuhannya, dan mereka juga tidak bisa bekerja. Sehingga siapa saja dari mereka yang pergi untuk bekerja, maka ia akan menghadapi penyerangan, seperti yang terjadi pada dirinya ketika ia ditikam dengan pisau karena ia pergi bekerja, dan kemudian ia dilemparkan ke dalam penjara dengan tuduhan melakukan pencurian.
Abdul Kalam mengatakan bahwa dalam periode belakangan ini rumah-rumah kaum Muslim menjadi target pelemparan bom molotov, sebab sudah tidak ada lagi pengakuan akan hak kaum Muslim untuk hidup di Burma.


Kaum Muslim Teluk Arakan menghadapi berbagai aksi kekerasan dan pembunuhan massa oleh kelompok ekstrimis Budha. Dimana sumber HAM smenegaskan bahwa jumlah kaum Muslim yang meninggal di Burma telah mencapai 20 ribu akibat penyerangan terhadap mereka yang dimulai sejak bulan Juni lalu oleh kelompok ekstrimis Budha yang berkolusi dengan pihak penguasa.
Bahkan Amnesty International mengakui bahwa kaum Muslim di Burma menjadi sasaran pelanggaran oleh kelompok-kelompok ekstrimis Budha, dengan disaksikan oleh pemerintah.
Amnesty mengatakan: “Kaum Muslim di wilayah Rakhine, yang terletak di sebelah barat Burma menghadapi berbagai penyerangan dan penahanan membabi buta dalam beberapa minggu, yang kemudian disusul oleh berbagai aksi kekerasan di wilayah tersebut.”
Seorang juru bicara Amnesty mengatakan: “Sejak itu, ratusan orang ditangkap di daerah-daerah di mana kaum Muslim Rohingya tinggal.”